Senin, 14 September 2009

Makanan Lambat Saji..?

Bismillah hirrahmanirrahim...

Sekarang sudah zaman modern. Semuanya juga sudah modern. Semua jadi serba cepat, komunikasi cepat soalnya sudah ada hape. Mau pergi ke mana-mana cepat, soalnya sudah ada banyak banget alat transportasi, dari yang darat, air, udara semua ada dan mudah didapat. Sampai-sampai makanan pun ada yang cepat saji.

Tahu nggak? Dengan hadirnya si makanan modern ini, makanan-makanan tradisional jadi semakin langka dan susah didapat. Bahkan ada yang sampai punah (kayak flora & fauna aja). Bukan berarti kan, ada yang modern, yang tradisional dilupakan? Lagian makan fast food juga nggak bagus buat kesehatan. Kalau hal ini dibiarin gitu aja, bisa-bisa semua negara makanannya seragam. Dan nggak punya makanan tradisional lagi! Ironi sekali, terus kalau kita jalan-jalan ke mana aja makanannya sama semua? Nggak ada lagi tuh yang namanya Wisata Kuliner.

Menanggapi keperihatinan seperti ini, Carlos Petrini kebangsaan Italia, mencoba membuat gebrakan baru. Ia membuat restoran makanan lambat saji. Usahanya ini sudah ia rilis sekitar 20 tahun lalu, dan sampai sekarang sudah 40 negara yang memiliki restoran lamabat saji. Tentunya menu di setiap negara berbeda-beda karena restoran lambat saji ini menyajikan makanan-makanan tradisional setiap negara dengan bahan baku yang 100% organik.

Kapan ya restoran ini hadir di Indonesia? Mungkin dengan adanya restoran lambat saji di Indonesia, kita muda-mudi Pekalongan bisa membudayakan dan melestarikan Megono dan Pindang tetel, seperti harapan teman saya.

1 komentar: